Minggu, 19 Juli 2009

"BOS/SUPERVISOR"YANG BAIK.

Bagaimana Menjadi "Boss/Supervisor" Yang Baik?
Tidak semua orang bisa menjadi boss yang baik, tetapi dengan praktek secara langsung, pelatihan yang terus menerus maka seseorang bisa saja menjadi supervisor yang sukses. Berikut beberapa strategi yang bisa dipergunakan agar seseorang bisa menjadi seorang atasan yang baik sesuai yang di harapkan. Menjadi seorang boss/supervisor diperlukan keahlian yang tergolong “soft skills” dimana diperlukan suatu prinsip dasar untuk bisa menjadi atasan yang efektif. Prinsip dasar tersebut adalah “bagaimna memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang kita harapkan ketika kita diperlakukan oleh orang lain”. Hal tersebut akan menjadi dasar yang utama untuk menjadi atasan yang efektif. Selain itu ada beberapa hal mendasar lain yang perlu diperhatikan ketika kita menjadi seorang atasan.

“Perlakuan yang sama”

Ketika seorang atasan memperlakukan bawahannya maka perlakukanlah secara “equal” dimana tidak ada perbedaan perlakukan satu dengan yang lainnya. Istilahnya tidak ada perlakukan khusus “anak emas” ketika kita menjadi seorang atasan. Perlakukan yang sama ini harus ditunjukan seorang atasan dimanapun sehingga semua karyawan dapat paham bahwa tidak ada perlakuan istimewa terhadap siapapun itu.

“Mengontrol emosional”

Menjadi seorang atasan juga diharapkan memiliki tingkat kontrol emosional yang matang. Seorang atasan diharapkan tidak menegur bawahannya dengan cara yang kasar, berteriak atau memaki walau ditempat yang private sekalipun. Pergunakanlah kata-kata yang manusiawi dengan pendekatan yang disesuaikan tipikal dari karyawan tersebut.

“Pendelegasian yang efektif”

Belajarlah untuk percaya dalam mendelegasikan tugas kepada bawahan. Sesuaikan pendelegasian dengan setiap bawahan yang mendapat delegasi tersebut. Misalnya, seorang karyawan yang sudah bekerja 3 tahun lamanya sudah lebih paham akan tugas dan tidak memerlukan pengawasan yang teramat ketat. Berikan kepercayaan dan batasan waktu penyelesaian kerja tersebut, maka karyawan akan merasa sangat dihargai kemampuannya. Berbeda dengan karyawan baru yang baru mendapat pendelegasian tersebut, tuntunlah dengan arahan-arahan yang jelas, tidak mendikte dan tetap berikan kepercayaan dan tanamkan kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas tersebut.

Dalam memberikan pendelegasian juga tanamkan bahwa kualitas pekerjaan adalah yang utama dan yang diharapkan oleh kita sebagai atasan. Pastikan tingkat kualitas yang tinggi diharapkan dari semua pendelegasian dan sebagai atasan kita harus konsekwen memberikan penilaian atas kualitas ini. Jangan memberikan standar kualitas yang berbeda terhadap tiap karyawan yang mendapatkan delegasi tugas.

“Komunikasi”

Tetap menjaga komunikasi dalah prioritas yang utama. Buatlah pertemuan yang teratur terhadap bawahan baik formal maupun informal untuk membuka jalan komunikasi ini. Pikirlah suatu cara agar karyawan mau dan berani berbicara, bertanya, mengeluarkan pendapatnya. Motivasi karyawan dengan kemampuan yang mereka miliki. Berikan pertanyaan mengenai solusi suatu masalah dan diskusikan secara terbuka. Sebagai atasan yang baik kita juga perlu siap, terbuka dan tanggap untuk meresponse semua pertanyaan, saran dan kekhawatiran karyawan. Dengan komunikasi yang baik, maka bawahan merasa memberikan kontribusi terhadap sukses organisasi (2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar