Kamis, 31 Maret 2011

Pancaroba

Pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim utama di daerah iklim muson, yaitu antara musim penghujan dan musim kemarau. Dalam pranata mangsa yang dikenal di Pulau Jawa, pancaroba antara musim penghujan dan musim kemarau (biasa terjadi pada bulan Maret dan April) disebut sebagai mangsa (musim) marèng, sementara pancaroba antara musim kemarau dan musim penghujan (biasa terjadi pada bulan Oktober hingga Desember) disebut mangsa labuh.

Masa pancaroba biasa ditandai dengan tingginya frekuensi badai, hujan sangat deras disertai guruh, serta angin yang bertiup kencang. Pada masa pancaroba biasanya frekuensi orang yang menderita penyakit saluran pernafasan atas, seperti pilek atau batuk, relatif meningkat. Masa ini juga banyak ditandai dengan perilaku khas beberapa hewan dan tumbuhan. Pada masa marèng, umpamanya, tonggeret akan memasuki musim kawin dan mengeluarkan suara yang khas. Pada masa labuh, rayap akan mencapai tahap dewasa dan keluar dari liang di tanah sebagai laron.

Senin, 28 Maret 2011

Orang Jawa Hilang Jawanya.

Wong jowo ilang jawane, bisa dibilang bahwa orang jawa yang sudah tidak tahu atau paham tentang budayanya (budaya jawa). ngaku orang jawa, tapi tingkah lakunya tidak mencerminkan bahwa dia adalah oarang jawa yang konon katanya memiliki sopan santun, ramah, dll.
Becik ketitik ala ketara, artinya bahwa setiap perbuatan yang dilakukan pasti akan kelihatan. baik buruk suatu perbuatan orang, pasti orang lain juga akan tahu.
Jer basuki mawa beya, memiliki arti bahwa dalam setiap melakukan suatu pekerjaan harus dilakukan dengan upaya. suatu cita-cita agar tercapai harus diusahakan dengan biaya, kerja keras dan pengorbanan.
Ing ngarso sung tuladha, tut wuri handayani, ing madya mangun karso merupakan filosofi pada era ki hajar dewantara saat di taman siswa yang tetap berlaku sampai sekarang. tidak hanya digunakan sebagai filosofi pendidikan saja, tapi dalam kehidupan sehari-hari juga. Ing ngarso sung tuladha berarti bahwa yang didepan harus memberi contoh yang di belakang. seorang pemimpin harus memberikan teladan yang baik pada bawahannya.

PEPATAH JAWA

  1. Ngelmu iku kalakone kanthi laku: Bila ingin pandai harus belajar. Ini berarti bahwa bila seseorang ingin pandai maka dia harus belajar keras. Hal ini dapat disamakan dengan ungkapan jer basuki mawa beya (keberhasilan seseorang diperoleh dengan pengorbanan).

  2. Nuladha laku utama: Mencontoh perbuatan yang baik. Ini berarti semua manusia hendaknya mencontoh pada perbuatan yang baik.
  3. Ngono ya ngono, ning aja ngono: Begitu ya begitu,tetapi janganlah kebangetan. Ungkapan ini untuk mengendalikan diri, jangan berbuat melebihi wewenang dan jika berbicara jangan membuat orang lain tersinggung.
  4. Aja nguggu karepe dhewe: Jangan berbuat sekehendak sendiri.
  5. Aja nuhoni benere dhewe: Jangan merasa benar sendiri.
  6. Aja mburu menange dhewe: Jangan maunya menang sendiri.
  7. Mikul dhuwur mendhem jero: Memikul tinggi mengubur dalam. Artinya, orang yang senantiasa bertanggungjawab kepada keluarga dengan membawa nama baik keluarga atau orang tua. Dengan menjunjung derajat orang tua, si anak akan harum namanya.
  8. Kacang mangsa ninggal lanjaran: Kacang tak mungkin meninggalkan rambatannya. Maksudnya, watak dan tingkah laku anak biasanya mirip dengan tingkah laku orangtua.
  9. Kaya mimi lan mintuna: Seperti sepasang ikan mimi dan mintuna. Artinya, selalu rukun dengan landasan kasih sayang.
  10. Wong bodho dadi pangane wong pinter: Orang yang bodoh menjadi obyek rezeki orang pintar.